Kota Sabang Diselamatkan Benteng Alam

hartanto
2 min readDec 21, 2014

--

Kenapa kota Sabang selamat dari hantaman tsunami akibat gempa pada tanggal 26 Desember 2004..? Pertanyaan yang selalu menggoda, setelah mengetahui dari cerita rekan-rekan di Sabang sendiri via telepon tentang kondisi keselamatan kota Sabang secara umum.

Sekitar 4–5 hari setelah kejadian, saya baru sedikit mahfum apa yang menyebabkan kota Sabang selamat. Ini berawal dari diskusi dengan beberapa rekan yang jago Oseanografi dan Geologi Laut, yaitu mbak Nani dan pak Iyung (setidaknya para beliau ini jauuuuh lebih ngerti dari saya).

Pertanyaan saya pada mereka: mengapa kota Sabang selamat, sedangkan posisinya relatif berhadapan langsung dengan sumber tsunami di Kepulauan Nikobar..?
Jawaban yang saya terima justru berupa pertanyaan: berapa kedalaman laut di dekat pantai kota Sabang..?

Teluk Sabang yang terletak di sisi Barat kota Sabang mempunyai kedalaman laut yang… eee… (sambil liat data) sekitar 800 meter…! Yup, disinilah kuncinya, kata para kolega saya tadi. Data yang merupakan hasil proses saya dan tim sepanjang tahun 2004 mengenai Sabang, salah satunya, adalah tentang kedalaman laut di sekitar pulau Weh. Dan kemudian para kolega ahli tadi sedikit me-refresh ingatan saya saat sekian tahun lalu ngoprek-ngoprek sifat-sifat gelombang laut, di laboratotium oseanografi Institut Teknologi Bandung.

Saat gelombang memasuki perairan dangkal, kecepatannya menurun, bentuk dan tingginya berubah. Pada kedalaman setengah dari panjang gelombang, permukaan gelombang mulai terbentuk dan semakin tinggi. Dan saat kedalaman kurang dari 1,3 kali tinggi gelombang, maka gelombang akan pecah. Jadi, terhadap kedalaman dasar laut, perubahan bentuk permukaan gelombang terkait dengan panjang gelombang sedangkan pecahnya gelombang terkait dengan tinggi gelombang. (sumber antara lain: Seafriends)

Begitulah yang terjadi, dengan kedalaman laut yang sangat dalam (palung) itulah kota Sabang terselamatkan dari hantaman (pecahan) gelombang tsunami. Terbukti di sisi Barat kota semua selamat, yang terjadi hanyalah naiknya permukaan air, dan bukan hantaman pecahan ombak yang tinggi. Sedangkan di utara kota, yaitu di Pantai Kasih, pantainya relatif dangkal, sehingga hantaman pecahan ombak mengakibatkan hancurnya beberapa rumah di pantai, hal serupa yang terjadi di Banda Aceh dan banyak tempat di pantai barat Aceh yang berpantai landai.

Benteng yang tidak terlihat, karena justru dibawah permukaan laut, menyelamatkan banyak saudara saya di Sabang.

———

Ditulis ulang (dan diedit beberapa kata) dari: Benteng Alam di Bawah Permukaan Laut (posting pada 30 Desember 2005).

--

--

hartanto
hartanto

Written by hartanto

Lahir di Indonesia | Nguli di @NEOnetBPPT @BPPTeknologi | Nyantri di @MichiganStateU

No responses yet